Kemdikbud Akui Subsidi Kuota Kemungkinan Tidak Mencapai Target
Jakarta, Beritasatu.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mengakui bahwa bantuan kuota internet untuk tenaga pendidik dan murid selama pandemi Covid-19 kemungkinan tidak tepat sasaran atau tidak mencapai target. Target hingga tahap tiga yang harusnya diberikan untuk 59 juta pendidik dan siswa, faktanya bisa jadi akan meleset.
Plt Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Pusdatin Kemdikbud), Muhammad Hasan Chabibie, mengatakan ada beberapa hal yang menyebabkan tenaga pendidik dan siswa belum mendapatkan bantuan kuota internet.
"Mereka yang tidak mendapatkan subsidi kuota mungkin ada di daerah terdepan, tertinggal dan terluar (3T), sehingga sinyal kurang mendukung untuk mendapatkan bantuan kuota. Lalu dari pihak sekolah ada yang tidak mengirimkan SPTJM (surat pernyataan tanggung jawab mutlak), di mana hal itu menjadi dasar pengiriman kuota,” kata Hasan ketika dihubungi Suara Pembaruan, Senin (30/11/2020).
Sebelumnya, pemerintah pernah mengatakan bawah bantuan subsidi kuota akan diberikan selama tiga bulan (Oktober-November) dengan beberapa tahapan. Pada bulan September ada 28,4 juta tenaga pendidik dan siswa yang menerima kuota, kemudian bulan Oktober ada 7,2 juta penerima. Jadi, seharusnya jika mau sesuai target maka di bulan November subsidi kuota diberikan pada 23,4 tenaga pendidik dan siswa. Sayangnya, diprediksi hingga tahap tiga selesai, target 59 juta pendidik tidak tercapai.
Baca Juga: Jokowi Tegaskan Covid-19 Tak Boleh Turunkan Kualitas Pembelajaran
Selain itu, lanjut Hasan, ada beberapa faktor lain yang menyebabkan pemberian subsidi tidak mencapai target. Satu di antaranya pendidik dan peserta didik mungkin menggunakan atau memanfaatkan jaringan Wi-Fi di rumahnya masing-masing, sehingga merasa tidak lagi membutuhkan bantuan kuota tersebut.
Jadi, hal-hal itulah yang membuat bantuan kuota internet tidak sampai ke yang membutuhkan. Hal itu terjadi sejak tahap pertama, kedua hingga ketiga. Menurutnya hingga akhir Oktober 2020, bantuan kuota sudah terkirim 35,5 juta penerima data dari berbagai jenjang.
"Sementara untuk yang tahap November dan Desember yang digabung menjadi satu ini masih dalam proses pengiriman. Ada yang sudah sampai dan ada yang masih berjalan,” ungkap .
Penulis: Hendro D Situmorang / EAS
Sumber: Suara Pembaruan
BAGIKAN